Minggu, 10 Mei 2009

Jalan menjadi konglomerat. (3): Memilih bidang usaha

Seorang sahabat dalam komentarnya menulis:
"Bagaimana menurut anda orang2 yg seperti tidak putus berusaha, berupaya, ganti2 usaha, ikut trend yang lagi in. Banyak orang mengatakan orang sperti itu enterpreneur... saya sih tidak setuju, buat saya itu oportunis".

Dalam metafora menggunakan sebuah pesawat untuk menggambarkan sebuah usaha, orang yang gonta-ganti usaha pada hakekatnya sama dengan orang yang gonta-ganti pesawat.
Pergantian pesawat hanya bisa dilakukan saat masih di apron atau tempat parkir.
Di tempat inilah seorang entrepreneur memastikan bidang usaha yang akan ditekuni dan dibesarkannya.

Bak memilih pesawat, seorang pilot mencoba mengidupkan dan memanaskan mesin pesawat selama beberapa saat untuk meyakinkan dirinya bahwa mesin pesawat bisa menyala stabil, tidak mati-hidup sehingga merepotkan kelak, seraya menimbang-nimbang cara menanganinya nanti.
Seorang entrepreneur pun harus melakukan test pasar minimal selama 3 tahun untuk memastikan memang ada permintaan pasar yang berkelanjutan serta bisa diekplorasi lebih lanjut. Selama periode ini, seorang entrepreneur mempelajari karakteristik bidang usaha yang akan dijalaninya.

Pada tahap pemilihan bidang usaha ini sebagian (calon) wirausaha terlalu gegabah dalam menentukan bidang usaha yang dipilih. Dia tertipu oleh fenomena fatamorgana atau terbuai oleh teman-temannya (inner circle), yang sebetulnya tidak kompeten, yang memuji dan mendorong dirinya agar terus maju, hanya oleh keberhasilan sesaat.
Sebaliknya, sebagian lagi (calon) wirausaha dengan serta-merta berganti bidang usaha begitu merasa usahanya lamban berkembang atau karena merasa usahanya kurang bergengsi.

Seorang (calon) entrepreneur, di satu sisi dia bersikap "dingin" menghadapi semua itu. Meminjam istilah yang sering diucapkan oleh Pak Harto, dia mesti "ojo kagetan, ojo gumunan dan ojo dumeh".
Sedangkan di sisi lain, dia mempunyai kegairahan (passion) sebagai perwujudan dari rasa syukur yang tak tehingga karena telah diberi kesempatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar