Selasa, 01 September 2009

Indonesia goes Industrial Country (2)

4. Saat ini PT MAK menjadi penguasa pasar perlengkapan rumah sakit. Mengapa Anda terjun ke bisnis itu?
Awalnya karena situasi yang mendesak, namun pada perkembangannya industri perlengkapan rumah sakit ternyata adalah industri yang cukup strategis untuk mendukung ketersediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Bayangkan, setiap tahun Indonesia membelanjakan sekitar Rp10 triliun untuk membeli alat kesehatan dan setiap tahun terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat. Sayangnya, hanya 5 persen saja yang dipasok oleh industri dalam negeri. Padahal dari belanja sebesar itu, 80 persen atau sekitar Rp 8 triliun adalah belanja pemerintah.
Jelas terlihat, seandainya ada kemauan politik dari pemerintah, Indonesia punya potensi yang sangat besar untuk menjadi produsen alat kesehatan global. Ini sudah dibuktikan MAK yang mampu memasok sekitar 60 persen kebutuhan furnitur rumah sakit nasional dan sejak 2007 mengekspor produknya ke manca negara, bersaing dengan Jepang, Amerika, Eropa dan Cina.

5. MAK juga memiliki keandalan di industri mekanik. Bisa digambarkan tahapan perkembangan industri mekanik yang Anda pimpin?
Sejak awal, industri yang kami kembangkan bukan berbasis produk tetapi berbasis kompetensi di bidang teknologi mekanik. Produk furnitur rumah-sakit adalah konsekuensi logis dari penguasaan teknologi mekanik pada saat itu.
Prinsipnya, industri berbasis teknologi mekanik pada tingkat yang paling tinggi akan menjadi industri yang disebut sebagai "the mother of all industry" atau industri yang bisa melahirkan industri apapun.
Saat ini, lebih dari 90 persen komponen furnitur rumah-sakit dibuat secara "in-house", sehingga kami berani menyatakan bahwa kami adalah perusahaan manufaktur furnitur rumah-sakit skala internasional yang paling kompetitif.
Industri permesinan dan perlengkapan industri kami kembangkan untuk mengejar produk-produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi dan untuk melahirkan industri-industri baru dengan biaya investasi semurah mungkin.

6. Sejak Oktober 2008 lalu, MAK berniat terjun ke industri motor. Apa pertimbangannya?
Industri otomotif (saat ini sepeda motor) mulai kami kembangkan sejak tahun 2005 bekerja sama dengan produsen dari Cina.
Alasannya, karena secara teknologi kami sudah mampu, juga karena kami perlu mempersiapkan sumber pertumbuhan baru selain furnitur rumah-sakit, dan terakhir karena industri otomotif memiliki nilai strategis yang luar biasa untuk mengembangkan industri di Indonesia.
Ilustrasinya, industri sepeda motor di Indonesia volume pasarnya sekitar Rp60 triliun, spektrum produknya relatif kecil dan pasarnya meluas di seluruh lapisan masyarakat.
Dari segi bisnis, industri sepeda motor sangat atraktif sehingga tidak heran kalau dalam 10 tahun terakhir bermunculan lebih dari 100 industri sepeda motor di Indonesia. Lebih menariknya, hampir semua industri tersebut saat ini sudah mati atau sekarat, tersisa hanya sekitar 5 industri yang masih eksis dan itu pun pangsanya terus menurun dari sekitar 20 persen pada tahun 2000 menjadi hanya kurang dari 5 persen saat ini. 95% pangsa pasar sepeda motor di Indonesia dikuasai oleh produsen Jepang.

7.Dalam buku "Never Ending Journey": Kisah Perjalanan Seorang Entrepreneur. Anda menggagas pembangunan sentra industri untuk masyarakat, dengan membangun Techno-park di Sleman. Apa latar belakang gagasan Anda?
Salah satu syarat agar Indonesia bisa menjadi negara industri adalah tersedianya pelaku-pelaku industri dalam jumlah yang memadai sehingga sektor industri bisa tumbuh mencapai minimum 40 persen dalam struktur PDB.
Pertanyaannya, siapa yang harus melahirkan pelaku-pelaku industri tersebut? Untuk itulah MAK berusaha mengkloning dirinya, yang sampai dengan saat ini telah membuktikan sebagai bibit unggul industri Indonesia.
Harapan saya, keberhasilan kami akan menjadi sumber inspirasi, sehingga terjadi sebuah gerakan "Indonesia goes Industrial Country" secara kolosal, seperti yang terjadi di Cina selama 20 tahun terakhir.

8. Bagaimana peran keluarga dalam mendukung usaha Anda?
Sahabat saya seorang dokter memberi nasehat bahwa "diam" adalah dukungan yang paling besar bagi seorang kepala keluarga. Selama ini istri dan kedua anak saya tidak pernah meributkan yang saya lakukan walau terkadang kontroversial sekalipun.

9. Hobi Anda?
Bekerja dan membaca apa saja antara lain lima koran setiap hari. Saya juga hobi menulis di milis, blog atau facebook. Dan terakhir, jalan-jalan dan main golf.

2 komentar:

  1. Salam kenal pak Buntoro, saya Wahyu S putra Jogja yang ada di Tangerang dan saat ini masih jadi karyawan belum pengusaha, saya tertarik dengan SPIK-nya, dimana atau bagaimana caranya bisa mendapatkan info lengkap tentang SPIK-MA, terima kasih sebelumnya,
    Wassalam
    Wahyu S

    BalasHapus
  2. Salam kenal kembali. Sampai dengan saat ini SPIK masik diperuntukan bagi mantan karyawan MAK sendiri karena kita perlu yakin bahwa industri2 kecil tersebut bisa hidup setelah "disapih".
    Setelah berjalan 5 tahun, rencananya tahun ini kami akan mulai "menyapih" mereka dan baru tahun depan kita akan membuka untuk umum.
    Kalau mas wahyu berminat, bisa jalan2 dulu kesana.

    Wassalam

    BalasHapus