Minggu, 12 April 2009

entrepreneur : (My) Character is (my) destiny (1)

Judul tersebut adalah judul buku karangan John Mc Cain (Senator A.S yang juga Capres yang dikalahkan oleh Obama) dan Mark Salter.
Saya kutipkan sedikit dari kata pendahuluannya.

Kita bukan dilahirkan untuk menjadi sesuatu yang telah ditentukan, begitu saja mengikuti rencana perjalanan yang telah ditentukan oleh tangan gaib, atau tanpa daya ditarik bintang-bintang ke arah tertentu, kemudian mendatangkan kebahagiaan bagi sebagian orang dan kemalangan bagi orang lain.

Karakter kita akan menentukan hidup (nasib) kita

Tuhan memberi kita hidup, menunjukkan cara memanfaatkannya, tetapi membiarkan kita menyia-nyiakannya jika mau begitu. Karakter akan menentukan seberapa baik dan buruk pilihan kita.

Gagasan menulis tentang karakter muncul ketika kemarin (11 April 2009), sahabat saya menanyakan apakah setiap wira-usahawan bisa disebut sebagai entrepreneur.
Pertanyaan ini adalah salah satu topik obrolan sepanjang perjalanan dari Pondok Indah, menghadiri reuni Angkatan 15 (74) di lantai 30 Plasa Bumi Daya dan berakhir ngobrol sambil ngopi di Daily Bread cafe di Pondok Indah Mall. Dari jam 10.30 sampai dengan jam 16.30.

Topik tersebut menjadi sangat menarik setelah saya mengamati teman-teman kuliah yang rata-rata berumur 53 s/d 55 tahun.
Walaupun hanya dihadiri oleh 16 orang dari sekitar 140 orang angkatan 15, tetapi saya bisa melihat dengan jelas bahwa ada korelasi yang logis antara karakter dan capaian prestasi mereka selama 30 tahun selepas kuliah di Fakultas Teknik Jurusan Elektro Universitas Trisakti.

Sampai di rumah saya masih mencoba merenungkan apa jawaban yang paling tepat dari pertanyaan sahabat saya tersebut, sambil mengingat kembali meriahnya obrolan dengan teman-teman seangkatan.
Sebuah "blink" tiba-tiba muncul, tidak semua wira-usahawan bisa mempunyai predikat sebagai entrepreneur.

Seorang wira-usaha bisa disebut sebagai seorang entrpreneur, "jika dan hanya jika" dia memiliki karakter seorang entrepreneur.

4 komentar:

  1. pak, membangun karakter dimulai dari mind set / paradigma / pola pikir kan pak?

    BalasHapus
  2. Bagus, "blink" nya mucul, dan rasanya itu menjawab pertanyaan ttg enterpreneur. Karena banyak orang2 menyatakan dirinya enterpeneur bila tidak bekerja pada orang di suatu perusahaan. Malah ada yang ngomongnya menjadi " enter planner " Ha 3x opo tumon..

    BalasHapus
  3. Kalau mengacu pada pengalaman hidup yang saya alami, karakter terbentuk dari pemahaman kita terhadap segala sesuatu yang kita alami.
    Pemahaman tersebutlah yang kemudian secara reflek merespons berbagai hal yang terjadi pada diri kita di kelak kemudian hari.
    Paradigma sendiri didefinisikan oleh Steven Covey sebagai respons (pandanganan) pada suatu aspek dari sebuah realita, yang tentu saja berbeda pada setiap orang, tergantung dari pengalaman masa lalunya.

    BalasHapus
  4. Sewaktu jaman kuliah dulu saya ingat pernah mendapat topic Nature vs Nurture..yaitu mengenai faktor2 yang mempengaruhi character/personality kita. Character kita bs dipengaruhi dari faktor genetic maupun dari lingkungan sekitar. Namun, apapun itu yang mempengaruhi character kita, saya setuju dengan pak Bun bahwa kita tetap harus punya instict "sadar diri" dan terus menerus memperbaharui dan mengaktualisasi diri :)

    BalasHapus