Sabtu, 14 Maret 2009

The fortune at the bottom of the pyramid

Judul tersebut di atas adalah judul buku karangan C.K. Prahalad, terbitan Wharton School Publishing pada tahun 2004.

Dalam buku tersebut Prahalad mencoba memberikan inspirasi kepada para pengusaha untuk memperhatikan pasar (konsumen) dari golongan masyarakat miskin yang merupakan golongan terbesar (bagian bawah sebuah bangun piramid) dari struktur masyarakat di negara berkembang.
Pengusaha perlu berpikir untuk menciptakan produk-produk yang harganya terjangkau oleh masyarakat miskin. Terutama produk-produk yang bisa diamanfaatkan untuk membantu mereka keluar dari berbagai keterbatasan yang membuat mereka sulit sekali keluar dari belenggu kemiskinan.

Bentuk paling nyata dalam kehidupanan di Indonesia adalah penggunaan ponsel oleh para pedagang keliling, dari tukang sayur sampai tukang permak levis, dengan sebuah ponsel mereka bisa dihubungi oleh pelanggan yang membutuhkan mereka.

Sisi negatip dari pemikiran Prahalad adalah terjadinya capital drain yang diakibatkan oleh sifat konsumerisme masyarakat.
Kalau dahulu masyarakat membuat sendiri shampo dari daun lidah buaya atau merang (sekam padi), sekarang tidak lagi karena ada shampo kemasan sachet yang harganya terjangkau.

Perlu sebuah upaya menciptakan masyarakat produktif yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Sehingga dengan demikian akan terbentuk sebuah kegiatan ekonomi tertutup (close loop economy) untuk mencegah capital drain, sekaligus memungkinkan terjadinya "saving" sebagai sumber modal bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar