Minggu, 15 Maret 2009

Hati-hati dengan win-win solution - jawaban komentar

Juli menulis : "Bun, I thought Po do djo yo nyo itu sama sama kuatnya...bukan sama sama menangnya...makanya berdua mati...The Win win situation is not battling but negotiating..."
Toni menambahkan: "Very good comment :-))"

Sebetulnya posting tentang "win-win" saya tulis sebagai lelucon untuk mengkritisi orang-orang yang sering bilang "win-win" tapi pada hakekatnya tidak memahami bahwa 'win-win" adalah bagian dari sebuah rangkaian proses, seperti halnya "podo joyonyo".

"Win-win" bisa terjadi bila kita terlebih dahulu " seek first to understand than to be understood" dan "win-win" mencapai tujuannya bila hasilnya adalah "sinergy".

Sedangkan "podo joyonyo" berawal dari "Data sawala" (saling berselisih), yang karena "pada jayanya" (sama unggulnya) maka berakhir dengan "maga batanga" (mati bersama) atau seri (draw), dalam bahasa Jawa disebut "jugar".

Baru-baru ini terjadi perselisihan antara Bank Danamon dengan PT Elnusa mengenai transaksi derivative. Karena PT Elnusa cukup kuat dan di back-up oleh pemerintah maka PT Elnusa membawa perkara ini ke Pengadilan (on court). Akhirnya Bank Danamon memilih damai (off court settlement).
Terhadap nasabah lain (yang jauh lebih lemah), transaksi semacam itu langsung dieksekusi. Nasabah tersebut tidak berdaya sama sekali.

Perselisihan antara Salim Group lawan PT Garuda Pancaarta (Makindo Group), keduanya sama kuatnya, dalam sengketa Sugar Group sudah sekian lamanya (on court) tidak kunjung selesai.

Pada prakteknya, solusi "win-win" sebagaimana yang digagas oleh Stephen Covey sulit sekali terjadi apabila kedua belah pihak tidak memahami bahwa "win-win" adalah bagian dari sebuah rangkaian proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar