Senin, 02 Maret 2009

Ka'adal faqru na ya suna qufron

Mohon maaf kalau tulisannya kurang tepat. Sebenarnya saya mau nulis langsung pakai bahasa Arabnya tapi karena komputer saya belum di set-up untuk aksara Arab jadi di Indonesiakan. Tapi yang penting esensinya tidak hilang, keadaan fakir menjadikan orang menjadi kufur.

Kalimat tersebut baru saja ditulis oleh Rina Suci di wall face book saya.
Langsung pikiran saya teringat bahwa kalimat tersebut pertama kali saya baca pada sekitar tahun 1995 di harian Republika (kalau tidak salah) dalam kolom Basofi Sudirman yang kala itu menjabat Gubernur Jawa Timur.
Saya membacanya di pesawat Garuda dalam perjalanan Jakarta - Yogya dan langsung memberikan inspirasi bagi saya yang sedang memikirkan bagaimana caranya mengusahakan SDM yang dapat dipercaya (jujur). Ternyata sangat mudah, hanya dengan membuat mereka lepas dari ke'fakir'an maka kita bisa berharap orang menjadi takut kepada Tuhannya.

Sesampainya di kantor langsung saya gelar rapat dan saya tugaskan kepala HRD untuk meluncurkan semacam 'inpres karyawan tertinggal' (pada saat itu Pak Harto sedang menggalakan Inpres desa tertinggal).
Hasilnya?..luar biasa!!. Walaupun karyawan terus bertambah management tidak direpotkan untuk melakukan pengawasan. Sampai-sampai management bahkan tidak perlu melakukan pencatatan apapun karena bisa berasumsi bahwa semua orang (karyawan) baik adanya, tidak ada yang menyalah-gunakan jabatannya.

Suatu kiat penghematan biaya yang luar biasa yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki tingkat pendapatan karyawan serta tercapainya sebuah struktur organisasi yang 'agile'.

Dengan sedikit menggali, ditemukan berlian yang sebetulnya terpendam tepat di bawah kita berdiri. Diperlukan kesadaran untuk bisa mendaya-gunakan banyak hal yang pada hakekatnya telah kita miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar